Kekayaan alam pasir silika yang dimiliki Indonesia, saat ini menjadi incaran negara-negara maju yang sedang gencar mengembangkan energi listrik tenaga surya (solar energy). Seperti kita diketahui, pasir silika merupakan bahan baku pembuat lempengan sel panel surya. Oleh sebab itu, mestinya Indonesia bisa mengembangkan teknologi Panel Surya sebagai alternatif energi di masa mendatang.
Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) kementerian Perindustrian, Budi Darmadi mengatakan saat ini Indonesia masih mengimpor solar panel dan komponennya, dari China dan Jepang. Oleh sebab itu, pihaknya menyambut baik rencana Bosideng Holding Group, perusahaan asal China yang ingin menjajaki investasi di Indonesia di bidang pembangkit listrik tenaga solar panel.
Teknologi Panel Surya
Kebutuhan pembangkit listrik di Indonesia saat ini cukup banyak, seiring pertumbuhan konsumsi produk elektronik di masyarakat yang semakin tinggi. Kebutuhan energi dalam negeri akan bertambah hingga 55 ribu megawatt dalam waktu belasan tahun ke depan. Termasuk untuk memenuhi kebutuhan 70 juta masyarakat Indonesia yang saat ini belum mendapatkan listrik maka dari itu teknologi panel surya bisa menjadi alternatif sumber energi yang tak pernah habis.
Untuk itu, Budi berharap, masyarakat dapat memanfaatkan pasokan listrik melalui energi surya tersebut. Kita sudah punya pertambangan pasir silika. Pasir silika jika dicairkan dan dimurnikan akan menjadi wafer. Wafer tersebut kemudian akan menjadi solar panel. Solar panel itu dibikin melalui solar sistem. Solar sistem ini yang menjadi kebutuhan kita sekarang.
Direktur Utama PT Len Industri (Persero) Wahyudin Bagenda beberapa waktu lalu mengatakan, potensi pengembangan solar energy di Indonesia mencapai 175 MW di 2020. Sedangkan dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) dicanangkan pengembangan solar energy hingga 80 MW sampai 2020.
Menurut dia, guna mencapai target tersebut, Indonesia perlu memiliki industri hulu sendiri di bidang solar energy. Dengan memiliki industri hulu sendiri di bidang solar energy, maka Indonesia akan dapat meningkatkan daya saing dan kemandiriannya, dalam pemenuhan energi listrik. Hadirnya industri hulu solar energi di dalam negeri, akan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor solar cell.
Manfaat lainnya, kata Wahyudin, hadirnya industri hulu solar energy di dalam negeri, akan menyerap tenaga kerja baru di bidang industri fotovoltaik. Juga membuka peluang terbangunnya industri hulu pengolahan pasir kuarsa atau silikon, dengan adanya kebutuhan terhadap bahan baku solar cell.
(Sumber: Jurnal Nasional Kemenperin)